PENTINGNYA PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN REMAJA

Oleh abbyrose, 2017


Sumber:Dok. Pribadi

     Kawan-kawan, perlu kalian ketahui bahwa saat ini di Indonesia, ada sekitar 45 persen perempuan menikah di bawah usia 20 tahun. Sebanyak 4,2 persen menikah pada usia 10-14 tahun, dan 41,8 persen menikah pada usia 15-19 tahun. Ada banyak alasan mengapa harus melalukan pernikahan dini, dan tidak sedikit pula remaja yang menjadi korban dari pernikahan dini tersebut. Namun hal tersebut dapat kita kurangi intensitasnya dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan. 

       Jadi, sebenarnya apa sih Pendewasaan Usia Perkawinan itu. Mungkin ada yang tahu? Oke. Pendewasaan Usia Perkawinan atau PUP merupakan upaya untuk meingkatkan usia pada perkawinan pertama saat mencapai usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 24 tahun bagi laki-laki.

     Tujuan program Pendewasaan Usia Perkawinan adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merecanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, social, ekonomi, serta menentukan jumlah dan jarak kehamilan. 

     Oleh karena itu, perlu di lakukan perencaan keluarga. Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program Pendewasaan Usia Perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu; masa menunda perkawinan dan kehamilan, masa menjarangkan kehamilan dan masa mencegah kehamilan.

     Pada masa menunda perkawinan dan kehamilan yaitu dibawah usia 21 tahun. Mengapa 21 tahun? Karena pada usia dibawah 21 tahun seorang remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20-21 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 21 tahun. Apabila perempuan menikah dibawah usia 21 tahun dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian yang timbul selama proses kehamilan dan persalinan.

     Selanjutnya, masa menjarangkan kehamilan yaitu usia antara 21-35 tahun. Pada rentang usia ini merupakan periode yang baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, suntikan, pil, implant dan metode sederhana.

     Sementara itu, masa mencegah kehamilan yaitu diatas usia 35 tahun. Sebab secara empiric diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah steril, IUD, suntikan, pil, implant dan metode sederhana.

    Hal ini berkaitan dengan kesiapan ekonomi keluarga. Karena salah satu factor ketidakharmonisan keluarga pada umumnya disebabkan oleh masalah ekonomi keluarga, oleh karena itu dalam perencanaan kehidupan berkeluarga perlu dipersiapkan kemapanan ekonomi.

      Disamping itu, kematangan psikologis dan social remaja juga mempunyai peran yang tidak kalah penting dalam Pendewasaan Usia Perkawinan. Kematangan Psikologis ini diperlukan agar remaja dapat menerima fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara efektif serta mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Sementara itu kematangan social diperlukan agar remaja dapat memahami dan menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan yang baru maupun antara lawan jenis, dapat menajalankan peran social dalam lingkungan masyarakat, dan terakhir dapat mempraktekan perilaku social yang bertanggung jawab. 

     Dengan demikian, ada tiga hal yang harus kita perhatikan dalam mempersiapkan kehidupan berkeluarga. Pertama adalah perencanaan keluarga, kedua adalah kesiapan ekonomi, dan ketiga adalah kematangan psikologis dan social. Namun saya pribadi menambahkan satu poin lagi yaitu kematangan spiritual atau beragama. Semoga apa yang saya sampaikan dapat menjadi bekal bagi kawan-kawan semua dalam mempersiapkan kehidupan berkeluarga kelak. Ingat ya, untuk perempuan usia 21 tahun dan laki-laki 24 tahun.


Referensi: Wirdhana, Indra dkk. 2012. Materi Kader Tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja. Jakarta: BKKBN

Popular Posts